Ketika berbicara tentang sejarah fotografi maka bukanlah berbicara tentang perjalanan waktu yang membosankan. Fotografi merupakan alat fungsional yang selalu mengalami evolusi dan tidak akan pernah tergantikan dalam hidup manusia. Awalnya adalah gambar dinding-dinding goakemudian berakhir di masa revolusi megapixel.
Fotografi berasal dari 2 kata, photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
Secara filosofis, fotografi juga mempunyai banyak definisi maupun pengertian, entah dipandang secara objektif maupun subjektif. Secara objektif, melalui pandangan realismenya, Alfred Stieglit mengatakan bahwa fotografi memang terlahir untuk memburu objektivitas karena kemampuannya untuk menggambarkan kembali realitas visual dengan tingkat presisi yang tinggi.
Sejarah fotografi mencatat bahwa pada abad ke-16, para astronom memanfaatkan kamera obscura untuk merekam konstealasi bintang-bintang secara tepat. Alat bantu ini kemudian digunakan untuk bidang-bidang kegiatan lain, termasuk seni lukis.
Sejarah fotografi yang kita kenali sebagai sebuah teknik yang melibatkan cahaya bisa ditelusuri sejak abad ke-5 SM. Seorang cina bernama Mo Ti mendapati refleksi gambar di luar ruangan melalui lubang kecil (pinhole) kedalam ruang gelap. Pinhole (lubang jarum) itu menarik minat banyak ilmuwan beberapa masa menjelang. Aristoteles, filsuf yunani pada abad ke-3, menggunakan pinhole untuk mengetahui perihal gerhana. Beberapa abad kemudian, seorang ilmuwan muslim, Ibn Haitham yang kelak terkenal sebagai fisikawan optic, mendapati gejala obscura. Yakni gejala penangkapan objek yang berada di hadapan sebuah lubang, di mana objek tersebut terfokuskan ke dalam lubang membentuk bayangan objek terbalik dalam ruangan tersebut. Bentuk obscura inilah yang menjadi awal pengenalan teknik kamera, terutama pada abad ke-16, oleh seorang ahli fisika bernama Johannes Keppler. Dia menciptakan kamera obscura pada 1611. Dia membuat desain kamera seperti sebuah tenda. Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas. Prinsipnya sama seperti apa yang dilakukan oleh Ibn Haitham.
Selanjutnya, dari penggunaan kertas sebagai medium hasil daya tangkap kamera, evolusi dalam fotografi terus mencari kemungkinan terbaik untuk menggantikan kertas, dan lebih melakukan penyederhanaan tenda besar Keppler. Percobaan demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dari Inggris pada 25 januari 1839 memperkenalkan “lukisan fotografi” yang juga menggunakan kamera obscura, tetapi dia membuat foto positifnya pada sehelai kertas klorida perak. Pada tahun yang sama, Talbott menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara contact print. Tehnik juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negative modern. Proses ini disebut calotype yang kemudian dikembangkan menjadi talbotypes.
Untuk menghasilkan gambar positif, Talbot menggunakan proses saltprint. Gambar dengan film negative pertama yang dibuat Talbot pada agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di rumahnya di Hacock Abbey, Wiltshire, Inggris.
Kemudian di temukanlah proses cetak “half tone” pada 1880 yang memungkinkan foto dimasukkan kedalam surat kabar. Foto pertama yang ada di surat kabar adalah karya Henry J Newton. Pada 1900, seorang juru gambar telah menciptakan kamera mammoth. Ukuran kamera ini amat besar. Beratnya 700 kg sedangkan lensanya memiliki berat 250 kg. untuk mengoprasikannya atau memindahkannya fotografer membutuhkan bantuan 15 orang. Kamera ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia sebanyak 10 galon ketika memprosesnya.
Hal yang paling dicatat sejarah dan mengawali kelahiran fotografi modern adalah yang dilakukan seniman litograf (seniman yang menggunakan media logam dan batu sebagai kanvas) prancis 1824 bernama joseph-nicephore niepce (1765-1833). Fotografi adalah seni termuda yang pernah dilakukan oleh zaman.
Fotografi lantas menggantikan lembar karikatur yang disisikan pada headline di awal abad dan menjadi bagian yang syah dan tidak terpisahkan lagi dalam dunia jurnalistik. Dunia kemudian akan mencatat nama-nama seperti George Eastman, si mat Kodak pertama di dunia. Dalam artian, memang Eastman yang mendirikan film Kodak. Dia menjual dan mempopulerkan fotografi pada masyarakat luas. Atau, Edwin land yang menemukan kamera Polaroid padad 1972.
Hingga kini, fotografi di abad nano teknologi telah melahirkan integrasi fotografi dalam alat komunikasi. Gabungan teknologi antara alat komunikasi jarak jauh seperti ponsel atau pc, terintegrasi melalui teknologi digital eyes lens. Kita menyebutnya sebagai revolusi megapixssel para periset dan ilmuwan yang tidak di ketahui nama nya, melalui laboratorium perusahaan seperti Kodak, nicon, canon, perusahaan mengantikan proyeksi prisma kamera lama, dalam kertas perak yang using, layar tenda ibn haitham, dinding rumah mo ti, deengan bit bit listrik yang dinamakan JPEG, TIFF, GIV, PSD, BMP.foto tersebut berada dalam dunia maya. Bila anda menginginkannya, cukup print saja. Fotografi yang begitu sederhana awalnya mengalami kompleksitas yang tidak bisa di tebak lagi arah lajunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar